Pages

Sunday, July 24, 2011

Ukhti, milikilah duri setajam mawar


sumber: www.bukanmuslimahbiasa.com
http://blog.efahmi.info/wp-content/uploads/2009/01/mawar_berduri.jpg
Bismillahirrahmanirrahim..
Mataku menangkap sesosok wanita yang duduk tak jauh dariku. Di angkot yang sesak dan pengap ini, dia asik dengan dunianya sendiri. Entah apa yang sedang dia lakukan, dia hanya tertunduk tapi tidak tidur namun mulutnya terus berkomat kamit.
Aku memperhatikannya karena dia paling berbeda dari orang-orang yang ada di dalam angkot ini. Baju panjangnya, kerudung di kepalanya, seolah-olah tidak mengganggunya dari kesumpekan angkot ini.
Aah..daripada mikirin keanehannya dengan segala komat kamitnya, lebih baik aku membalas senyuman cowok di depanku yang dari tadi memperhatikanku.
***
Sedikit kisah menarik dalam kehidupan yang dialami sebagian wanita dan sebagian wanita yang lainnya dengan sudut yang berbeda.
Ada wanita yang bangga menjadi objek perhatian orang lain terutama laki-laki, pakaian yang menonjolkan aurat ataupun dandanan yang mencolok seolah-olah sudah menjadi sebuah kewajaran. Justru bila wanita yang tidak menonjolkan atau tidak berdandan yang menarik akan dipandang aneh.
Katanya kalau nggak kelihatan auratnya, nggak gaul. Kalau nggak dandan, nggak eksis. Dan kalau-kalau yang lain, yang membuat banyak wanita perlu menonjolkan dirinya hanya untuk mendapatkan sebuah pengakuan dan sebuah kebanggaan diri. Kehormatan dan rasa malu seakan-akan punah begitu saja bila dihadapkan dengan keinginan untuk diperhatikan banyak orang.
Para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim)
Apa kamu sebagai wanita mau disamakan dengan punuk unta yang miring? atau kah kamu bangga dengan pakaian tapi telanjang? Berlenggak lenggok tanpa rasa malu apalagi menjaga kehormatan di depan yang bukan mahromnya. Coba kamu renungkan sejenak, apakah kamu enggan mencium bau surga padahal bau surga itu bisa tercium dari jarak ribuan kilometer?
Hanya karena ingin dibilang gaul, kamu rela disamkan dengan unta. Apalagi hanya gara-gara ingin diakui sebagai wanita yang tidak ketinggalan jaman dengan pakaian telanjang dan tabarruj, kamu dengan mudahnya merelakan surga. Naudzubillah.
Ukhti, karena kau adalah saudariku. Maka milikilah duri setajam mawar yang mampu melindungi dirimu dari keangkuhan pemangsa.
Ukhti, karena kau adalah saudariku. Maka milikilah duri setajam mawar yang mampu menjagamu dari sembarang tangan, karena dirimu bukan lah barang murah yang mampu disentuh siapapun dengan mudah.
Ukhti, karena aku sayang padamu. Maka milikilah duri setajam mawar melalui jilbabmu dan kehormatanmu karena kau adalah sebaik-baiknya perhiasan dunia.
Wallahua’lam bish shawwab.

Friday, July 22, 2011

♥●•٠·˙B!ngk!san daR!Ku tuk sEmua NYa ˙·٠•●♥

 
 
_________ƸӜƷ.¸¸✿¸.•❤•.❀.ƸӜƷ.❀.•❤•.¸✿¸¸.ƸӜƷ__________

Seandainya bisa ku ucap cinta dengan bahasa lisan

Maka akan ku katakan aku mencintaimu

Seandainya bisa ku bahasakan cinta lewat bahasa tubuhku

Mungkin kan ku ucap cinta dalam tiap gerakanku

Seandainya pun aku bisa membahasakan cintaku

Lewat indera penglihatanku

Maka akan ku beri tahu lewat sorot mataku

Segenap cinta yang memenuhi jiwaku

Ikhwah fillah, aku mencintaimu karena Allah

✿¸.•❤•.❀.ƸӜƷ.❀.•❤•.¸✿

Ikhwah fillah…

Jalan dakwah akan terasa amat panjang

Jika kau hanya berjalan sendiri tanpa bergandengan tangan


Ikhwah fillah…

Jalan dakwah akan teramat sunyi

Jika kau hanya mengarunginya sendiri


Wahai ikhwah…

Amanah dakwah memang terasa begitu sulit

Jika tak ada jalinan ukhuwah yang akan saling meringankan

Pupusnya semangat dakwah di tengah perjuangan

Itu pun kan jadi halangan yang akan s’lalu menggoyahkan


Bagaikan sebuah pohon

Kita adalah ranting-ranting dan daunya

Ada ranting yang kuat dan ada ranting yang rapuh

Ada batang yang besar dan ada pula yang kecil

Begitu juga pada daun…

Ada yang segar dan ada pula yang kering

Namun, karena kita adalah satu tubuh

Kita akan saling menopang dan saling menguatkan

Walau akan ada daun-daun yang berguguran

Tapi kita punya pucuk-pucuk daun

Yang akan terus bermunculan dengan kesegaran

Dan ghirohnya yang baru


Ikhwah fillah…

Sungguh suatu anugerah yang tiada terhingga

Allah memberikan nikmat kebersamaan pada diri kita

Kita dipertemukan dalam taman dakwah yang dipenuhi cinta-Nya

Bila saja kerinduan hati pada Illahi dan RasulNya tertaut dalam butir-butir niat sukma

Yang menjelma pada azam yang tiada tara terteduh dalam fitrah jiwa, lewat perjuangan

Di jalan-Nya…


Maka biarkanlah…

Relakanlah peluh keringatmu bercucuran,
mengikis habis simpanan kekuatan,
menguras habis pikiran,
menyita semua waktumu,
mengambil hak kepentingan pribadimu,
mengobrak-abrik jadwal istirahatmu,
ataupun menggusur waktu-waktu luangmu…


Ikhlaskanlah ikhwah fillah…

Mungkin satu tetes keringatmu, bisa membawa perubahan

Mingkin tenagamu, ‘kan memberi keringanan

Mungkin kerja keras otakmu, dapat menemukan sebuah jalan pembaharuan

Dan mungkin pula…

Pengorbanan waktumu, kan memberi semangat pada saudaramu, begitu pula keikhlasanmu tuk dahulukan kepentingan jamaah akan mengokohkan ruhiyah

Dan kerelaaanmu untuk bergabung dalam aktivitas dakwah akan membawa berkah,

Anugerah, hidayah, cinta dan juga ukhuwah…


Adakah balasan yang tak sepadan?

Dan apakah ada pengorbananmu yang kan sia-sia?


Tidak ikhwah, janji Allah tlah pasti, maka yakinlah…

Sungguh di setiap kesulitan dan kepayahan Allah selipkan suatu kemudahan

Sungguh di tengah kesedihan dan kegalauan, Allah limpahkan perhatian

Sungguh benar ada diantara masalah dan tantangan dakwah,

Allah berikan jalan keluar, Allah limpahkan petunjuk dan juga bimbingan

Untuk selalu berada di jalanNya yang lurus


Mari segenap hati-hati kita melayangkan risalah cinta kepada sang kekasih hati,

Sang pecinta sejati, yang Maha Pemurah, Maha Pengasih, Maha Mengetahui, dan yang Maha segala-galanya, pencipta alam semesta, Allah Subhanahu wata’ala

✿¸.•❤•.❀.ƸӜƷ.❀.•❤•.¸✿

Robbi…

Bimbing diri ini menuju cintaMu, menggapai mahligai mahabbah RasulMu

Jadikan getar-getar kerinduan ini terpatri dalam diri siapapun yang mampu menitiskannya dalam jalan dakwahMu…


Robbi…

Satukan hati kami dalam ikatan hati, jalinan ukhuwah dalam jalan dakwah ini. Saling mengingatkan, saling menasehati, dan saling menguatkan. Sesungguhnya kami adalah bersaudara (QS. 49:10)

Lembutkan hati-hati kami hingga kami selalu peka dengan keadaan saudara-saudara seiman kami…

Kuatkan iman kami hingga kami semakin mantap dalam menjalani amanah dakwah yang dipercayakan pada kami…

__________ƸӜƷ.¸¸✿¸.•❤•.❀.ƸӜƷ.❀.•❤•.¸✿¸¸.ƸӜƷ__________


Thursday, July 21, 2011

'dia' yang namanya tak bisa disebut

 'dia'
yang namanya tak dapat kusebutkan

'dia'
yang mengingatkanku pada sebuah lagu...

lagu indah yang membuatku tersenyum ketika mengigatnya,

'dia'
yang namanya tak dapat kusebutkan

aku mencintaimu dalam diam,
karna kutahu syaitan akan menjerumuskan aku dengan dirimu dalam kenistaan yang keji jika kutampakkan isi hatiku.

'dia'
yang namanya tidak dapat disebut.
aku harus menjaga pandanganku,
aku harus menjaga hatiku,
aku harus menjaga ragaku,
aku harus menjaga ruhku,

aku hanya diam.. tak mungkin aku mendekatimu, mengucapkan 'rasa' padamu.

dirimu,hatimu, sifatmu,
aku hanya bisa menunggu dalam diam,

sampai batas waktu memanggil, dan rahasia Tuhan akan pertanyaanku terjawab sudah...

^_^


usiaku tak muda namun akupun belum siap menjadi seorang wanita...

aku akan menjaga ini, mencoba mengalihkannya...

jika nanti memang Tuhan telah menggariskan kita akan bertemu lagi,
maka kuyakin kita kan bertemu kembali...

'dia'
yang namanya tak dapat kusebutkan...

tersenyumlah, sambut hari ini dengan syukur atas apa yang Tuhan berikan padamu..
karna kau tahu?
senyummu adalah ibadah, senyummu adalah anugerah, senyummu adalah energi bagi banyak orang..

'dia'
yang namanya tak dapat kusebutkan...

tetaplah disana, tetaplah dijalan dakwah yang telah engkau pijaki,
tetaplah menjadi 'engkau', tetaplah menjadi diri sendiri,
berjihad tanpa letih, berjuang tanpa lelah....


'dia'
yang namanya tak bisa disebut...


terima kasih karna engkau telah memberikan warna indah dalam perjalanan hidupku...
:)









just for: 'dia' yang namanya tak dapat kukatakan...



(gada judulnya)

dia..
seseorang yag kuharapkan hadir disetiap tarikan napasku...
ditiap detak jantungku...

dia..
seseorang yang kuharapkan menemaniku disaat sedih..
pelipur laraku..
hidupku.. candaku.. sayangku..

dia..
yang tak pernah kulihat sosoknya..
yang tak pernah kudengar suaranya..
yang tak pernah kuucap namanya..
yang tak pernah kusentuh raganya..

dia..
yang mungkin diragukan banyak orang akan keberadaannya di dunia ini..
tapi entah ada energi apa, yang membuatku terus mempercayainya.
dia tidak dimana-mana, dia tidak pergi.
dia disini, dalam nadiku, ikut hidup bersamaku.

dia..
yang mungkin hidupku akan berbeda jika ia ada disini..
yang mungkin akan setia menemaniku bertingkah konyol dan berbuat onar setiap hari..
yang mungkin selalu bersamaku, mencari kebahagiaan di dunia yang kejam ini...

sayangnya.. dia tidak ada, raganya tak disini.
ia sudah pergi ke surga sana, menungguku untuk bergabung bersamanya.
atau mungkin ia tak pernah ada?
entah...

ia bagai memori lama yang setiap hari menggeliat dalam pikiranku...

hingga hari ini, mimpi itu, film itu, diputar ulang dalam alam bawah sadarku.



hidup tak adil yah? (well sebenarnya hidup selalu adil)
kenapa hanya aku yang dibiarkan hidup, sedangkan kau berkorban untukku, kau relakan nyawamu, agar aku tetap bertahan di dunia yang fana ini.
kenapa tidak kita berdua?
atau, bagaimana kalau kau yang bertahan, sementara aku yang menghadap-Nya?? apakah kau akan mengingatku..

kau satu rahim denganku, kau satu darah denganku...
tapi kau tidak disini, tidak mendampingiku menapaki jalan ini..

semangatmu membara dalam ruhku.. senyumanmu slalu terukir bersama senyumku..
kau tetap disini.. kau selalu bersamaku.. di hatiku.

lupa adalah kosa kata yang tak pernah ada antara aku dan dirimu..


malam ini.. dan seterusnya..
tiap kupandang langit sana,
kulihat senyum indahmu. kudengar tawa bahagiamu, kudengar doamu untukku..
kurasakan hadirmu di sisiku..






untukmu.. yang tak sempat diberi nama.. karna kau mendahului kami, keluargamu...
aku mencintaimu. selalu. :)

"Jika belum siap, cintai ia dalam DIAM"

Hasil copas, semoga bermanfaat



bila belum siap melangkah lebih jauh dengan seseorang, cukup cintai ia dalam diam..

karena diammu adalah salah satu bukti cintamu padanya..
kau ingin memuliakan dia,
dengan tidak mengajaknya menjalin hubungan yang terlarang,
kau tak mau merusak kesucian dan penjagaan hatinya,

karena diammu memuliakan diri dan hatimu..
menghindarkan dirimu dari hal-hal yang akan merusak izzah dan iffamu..

karena diammu bukti kesetiaanmu pada-Nya..
karena mungkin saja orang yang kau cinta adalah juga orang yang telah ALLAH SWT pilihkan untukmu..

ingatkah kalian ttg kisah Fatimah dan Ali?
yang keduanya saling memendam apa yang mereka rasakan..
tapi pada akhirnya mereka dipertemukan dalam ikatan suci nan indah..


:)



♥●•٠·˙ Kuputuskan Cintamu Kekasihku Karna DIA (Allah)˙·٠•●♥

oleh •٠·˙ Di Atas Sajadah Cinta ˙·٠• pada 16 Oktober 2010



❤☀-☀ •.¸¸.•❤•.¸¸.•☀-☀ •❤••❤❤••❤☀-☀ •.¸¸.•❤•.¸¸.•☀-☀ •❤


Assalamu Alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh..


❤☀-☀ •.¸¸.•❤•.¸¸.•☀-☀ •❤••❤❤••❤☀-☀ •.¸¸.•❤•.¸¸.•☀-☀ •❤


ba'da tahmid dan shalawat..

Syukur pada ALLAH  yang masih mengaruniakan nafas padamu dan padaku untuk segera memperbarui taubat..


❤☀-☀ •.¸¸.•❤•.¸¸.•☀-☀ •❤••❤❤••❤☀-☀ •.¸¸.•❤•.¸¸.•☀-☀ •❤


Akhi, rasanya aku telah menemukan KEKASIH yang jauh lebih darimu. Yang Tak Pernah Mengantuk  dan Tak Pernah Tidur. Yang siap terus menerus Memperhatikan dan Mengurusku. Yang selalu bersedia berduaan di sepertiga terakhir malamku. Yang siap Memberi apapun yang ku pinta. Ia yang Bertahta , Berkuasa, dan Memiliki Segalanya...


 ❤☀-☀ •.¸¸.•❤•.¸¸.•☀-☀ •❤••❤❤••❤☀-☀ •.¸¸.•❤•.¸¸.•☀-☀ •❤


Maaf Akhi, tapi menurutku kau bukan apa-apa di banding Dia. Kau sangat lemah, kecil, dan kerdil di hadapanNya. Ia berbuat apa saja sekehendakNya kepadamu. Dan Akhi, aku khawatir apa yang telah kita lakukan selama ini membuatNya cemburu. Aku takut hubungan kita selama ini membuatNya murka. Padahal Ia Maha Kuat, Maha Gagah, Maha Perkasa, Maha Keras SiksaNya...



❤☀-☀ •.¸¸.•❤•.¸¸.•☀-☀ •❤••❤❤••❤☀-☀ •.¸¸.•❤•.¸¸.•☀-☀ •❤



Akhi, belum terlambat untuk bertaubat. Apa yang telah kita lakukan selama ini pasti akan ditanyakan olehNya. Ia bisa marah akhi. Marah tentang saling pandang yang pernah kita lakukan. Marah karena setitik sentuhan kulit kita yang belum halal itu, marah karena suatu ketika dengan terpaksa aku harus membonceng motormu, marah karena pernah ketetapanNya kuadukan padamu atau tentang lamunanku yang selalu membayangkan wajahmu. Ia bisa Marah. Tapi sekali lagi semua belum terlambat. Kalau kita memutuskan hubungan ini sekarang, semoga Ia mau Memaafkan dan Mengampuni. Akhi, Ia Maha Pengampun, Maha Pemberi Maaf, Maha Penerima Taubat, Maha Penyayang dan Maha Bijaksana....


 ❤☀-☀ •.¸¸.•❤•.¸¸.•☀-☀ •❤••❤❤••❤☀-☀ •.¸¸.•❤•.¸¸.•☀-☀ •❤



Akhi, jangan marah ya. Aku sudah memutuskan untuk menyerahkan cintaku padaNya, tidak pula selainNya. Tapi tak cuma aku, Akhi. Kau pun bisa menjadi kekasihNya, kekasih yang amat dicintai, dan dimuliakan. Caranya satu, kita harus jauhi semua larangan-laranganNya. Termasuk dalam soal hubungan kita ini. Insya Allah, Dia punya rencana yang indah untuk masa depan kita masing-masing. Kalau engkau selalu menjaga jaga diri dari hal-hal yang dibenciNya, kau pasti akan dipertemukan dengan seorang wanita shalihah. Ya, wanita shalihah yang pasti lebih baik dari diriku saat ini. Ia yang akan membantumu menjaga agamamu. agar hidupmu senantiasa dalam kerangka mencari ridha Allah dalam ikatan pernikahan yang suci. Inilah doaku untukmu. Sempga kau pun mendoakanku, Akhi...


❤☀-☀ •.¸¸.•❤•.¸¸.•☀-☀ •❤••❤❤••❤☀-☀ •.¸¸.•❤•.¸¸.•☀-☀ •❤


Akhi, aku akan segera menghapus namamu dari memori masa lalu yang salah arah ini. Tapi, aku akan tetap menghormatimu sebagai saudara di jalan Allah. Ya, saudara di jalan Allah,Akhi. Itulah ikatan terbaik. Tak hanya antara kita berdua, tapi seluruh orang mukmin di dunia. Tak mustahil itulah yang akan mempertemukan kita dengan Rasulullah di telaganya, lalu beliaupun memberi minum kita dengan air yang lebih manis dari madu, lebih lembut dari susu, dan lebih sejuk dari krim beku....


 ❤☀-☀ •.¸¸.•❤•.¸¸.•☀-☀ •❤••❤❤••❤☀-☀ •.¸¸.•❤•.¸¸.•☀-☀ •❤


Maaf, Akhi. Tak baik rasanya aku berlama-lama menulis surat ini. Aku takut ini merusak hati. Goresan pena terakhirku di surat ini adalah doa keselamatan dunia akhirat sekaligus TANDA AKHIR DARI HUBUNGAN HARAM KITA, insyaAllah.


Wassalamu Alaikum warahmatullahi wa barakaatuh....


❤☀-☀ •.¸¸.•❤•.¸¸.•☀-☀ •❤••❤❤••❤☀-☀ •.¸¸.•❤•.¸¸.•☀-☀ •❤


Sumber : Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan

20 Juli 2011

20 juli, 2011 Rabu               05.44 p.m.
Py.............. curhat. Hehehe
Hm... hari ini masih MOPD. Hari ketiga. Besok terakhir.
            SIALNYA! Hari ini aku mencuri-curi pandang kearahnya. Argh.......
Ya Tuhan.. aku sungguh menyesal...
Pantaskah aku menyebut namaMU?? Sedangkan aku begitu munafik... :(
            Aku masih zina mata.... ya Tuhan... aku sungguh malu.... :’(
            Hati ini semakin sesak jika melihatnya... pandanganku entah kenapa tak pernah lepas dari hadapannya... dan aku sungguh resah. Kenapa aku seperti ini? Aku gamau, dia sahabat aku, aku gamau, dia keluarga aku, aku gamau, dia saudara aku, aku gamau... pokoknya aku gamau!
            Rasa ini sungguh menyiksa... kenapa seperti ini? Ya Allah... aku merasa begitu lemah...
            Baiklah. Aku memang tidak boleh menyangkalnya, aku tidak mau jadi orang munafik. Yah, aku akui bahwa aku menyukainya. Tapi apa yang dapat aku perbuat? Meskipun aku suka, apakah harus kukatakan? Engga kan, gokil aja.
            Ingin kubunuh rasa ini... ya ampun... aku malu. Sungguh.
Kini, tiap kudengar suaranya, kulihat bayangnya, sosoknya melintas dihadapanku.. aku merasa rusuh. Hatiku tercekat.. seperti ada listrik jutaan volt menyengatku. Hatiku tak dapat kudiamkan.
            Disitu ujianku.
Aku harus mati-matian menahan pandanganku...
            Aku tak ingin orang lain. Tahu. Cukuplah hanya aku....
Dulu aku hanya menganggap dia saudaraku, saudara seperjuangan. Aku menyayanginya sebagai keluargaku. Namun kini, aku merasa tak tenang jika ia berada disekitarku. Aku mulai sulit menganggapnya sebagai sahabat... karna rasa sudah bermain.
            Haduh daraaaaaaaaaa,...............................
Aku mesti gimana dong? Aku aja bingung... :(

            GALAUGALAUGALAUGALAU
Yaah... seperti yang kubilang kemarin, baiknya kubiarkan saja rasa ini. JANGAN DIPUPUK.
           :) tapi aku senang, aku hanya tidak menyangka saja aku bisa menyukai ia..
Hey Py, aku punya singkatan, untuk dia yang tak bernama.
Akan kunamai dia... emh... ”mahbub”. Yang artinya, ”yang tersayang” :)

19 Juli 2011

19 Juli, 2011 Selasa            11.15 p.m.
Demo ekskul yg membanggakan... hiah!! *berteriak semangat! :D
            Tau ga Py?? Alhamdulillah, semua sukses. Karate, pmr, pramuka. Yah walaupun cacat dikit tapi bisa ditoleransi laah... 
            Py, rasanya hidupku belakangan ini gapernah jauh dari yg namanya cinta. Heah bosen banget ya, hmm ampun deh, namanya juga remaja..
Tapi harusnya aku gaboleh seperti itu. Aku punya pangeran. Apa jadinya nanti kalau ia tahu bahwa aku pernah menyukai seseorang selain ia?? Ia pasti cemburu, ALLAH juga pasti akan marah sama aku. Aku selalu ingin jadi kekasih Allah. Dan seorang kekasih mestilah menghargai perasaan masing2.
            Aku hanya ingin mencintai Allah yang satu.
Bismillah...
           
Kembali ke benang merah....
            Sejujurnya saat aku menggenggam tangan ikhwan itu... hatiku jujur resah. Aku takut akan ada rasa berlebih yang tidak seharusnya. Rasa yang bukan pada tempatnya.
            Sebenarnya kurasakan ini sejak seminggu yang lalu. Ya Allah, tatapan mata itu, saat pandangan kami bertemu, hatiku sungguh tidak tenang. Pikiranku terasa sakit. Aku ingin membunuh ini, membunuh rasa yang tak semestinya ini.
            Aku sungguh menyesali diriku. Diriku yang tidak becus menjaga diriku, menjaga perasaanku.
            Inilah kenapa aku selalu ingin menghindari kontak dengan ikhwan, bukan karna aku membencinya... hanya, aku takut. Ia, takut akan zina mata, takut zina hati, takut zina fisik, takut zina pikiran.
            Kenapa yang lain merasa tenang2 saja saat mereka bersentuhan dengan bukan mahrammnya.. sedangkan hatiku begitu ribut. Peringatan terus berngiang dalam kepalaku.
            Ya Allah... dan yang kutakutkan terjadi.
Ah, dasar dara payah banget!!! Gini aja gabisa jaga. Lemah ah!
*jadi sebel sama diri sendiri.

Pertanyaannya?? Bagaimana menghapuskan rasa ini?
Aku tak mungkin menyimpannya karna suatu saat itu adalah racunku...
Aku tak mungkin mengatakannya karna tentu saja tidak boleh..
Aku tak mungkin memperhatikannya karna itu sama saja aku berzina.. mata sekalipun..

            Lebih baik aku membiarkannya... tapi jangan memupuknya. Mungkinkah dia pangeranku?? Hmm... tak ada yang tahu. Berdoa boleh, tapi hendaknya aku tidak boleh berharap. Pernahkah kau dengar cerita bahwa ada seseorang yang terlalu berharap, dan akhirnya sakit setelah tahu bahwa yang sangat ia harapkan itu tidak ia dapatkan?
            Bukan berarti hidup tidak boleh berharap, tentu boleh, hanya jangan berlebihan. Allah tidak menyukai sesuatu yang berlebihan.
            Kalau memang ikhwan itu jodohku, pasti akan dipertemukan... 
Aku hanya menunggu, biar Allah yang mengatur pertemuan indah kami nanti,
Sekarang, aku siap2 dulu, supaya pangeran aku bersyukur akulah mahramnya... hehehe
            ”wanita yang baik hanya untuk lelaki yang baik”
Kalau aku mau lelaki yang baik, aku harus berbenah diri, agar aku mendapatkan lelaki yang baik. 
            Aku jadi kangen pangeran aku.
Hemm... aku tulis surat cinta buat dia dulu ya Py... nanti kita sambung lagi...
Bye bye Py... thanks a lot udah dengerin curhat aku.... muach! Aku mencintaimu Py...
Assalamualaikum... :D

7 juli 2011

Kamis, 7 juli 2011                11.43 p.m.
Py, aku galau.
Hari ini pengumuman penempatan kelas. Aku kelas ipa 1.
Ih sial, aku benci banget! Memang sekelas sama hana, tapi Py, ipa 1?? Aku gamau. Aku gasuka ipa 1. Aku benci!!! Sebenci aku sama bu Atih. Sebenci aku sama agung!! Ah pokoknya benci!!
            Sedih? Hmm iya, banget! Kenapa aku ditempatkan di ipa 1? Kenapa gak ipa 2? Dimana aja asal jangan ipa 1.

            Yah kita coa dulu saja. Ipa 1. Hemm.... semoga saja semuanya lancar.
Oh ya, soal adit? Aku gatau dia masuk kelas mana. Aku juga udah lama banget ga kontak2an ma dia. Sedih? Banget! Kecewa? Amat. Sakit? Tentu saja.
Aku gamau adit menghindar. Maksudku, meskipun kita udahan, kita ga mesti saling membenci kan? Oke mungkin aku banyak salah sama dia... tapi hello!! Dia juga bukan malaikat yang tak punya cela dan noda. Tapi namanya juga laki-laki. Terlalu sangsi untuk mengakui kesalahannya... mereka cenderung menyalahkan. Karna di planet mars, ”menyerang atau kau akan tertindas”
Hahaha... lucu.
            Bisakah dia memaklumi sedikit apa yang kurasakan? Tolong deh dit, jangan begini. aku gakan ganggu hidupmu kok, aku Cuma minta kita berteman seperti dulu. Kutagih janjimu.. yang bilang jika kita berpisah kita kembali menjadi sahabat.
Dit, kamu laki-laki. Dan kamu berjanji. Janji hutang. Harus dilunasi. Suka atau tidak.
Well mungkin kamu memang membenciku... dan mungkin salahku sebesar lautan hingga sulit kau maafkan...
            Aku hanya ingin menjadi sahabatmu. Terlalukah permintaan itu?
Yah kalau kau tidak ingin aku hadir lagi dikehidupanmu, its oke. Tapi bisakah kau katakan? Jangan menghindar, karna aku tak paham. Aku perlu mengerti. Jangan membuatku terus berpikir negatif dengan sikapmu padaku.
            Tolong dit...
Kalau adit memang masih menganggap dara ada di dunia ini.

Sunday, July 3, 2011

Hari terpanjang untukku


Sabtu, 25 Juni 2011
00.23 a.m
peluh dosa yang menggerayangi diriku... syaitan dengan senang hati menari diatas lemahnya imanku...
kau tahu Py?
Kemarin adalah hari yang sangat indah, namun juga sangat sulit untukku...
Aku marah! Iya.
Aku kecewa! Iya!
Aku sedih! Iya!
Kenapa? Kenapa begitu teganya orangtuaku melarangku menggunakan jilbab.
Uh, oke, mungkin kau belum mengerti. Akan kuceritakan kronologisnya:
      Hari itu, jumat 24 Juni 2011, 09.00 a.m., aku sudah siap untuk menghadiri acara kakakku, Amanda Anandita. Yaitu Ucap Janji (dia adalah calon dokter muda, boleh dibilang, sekarang wisudanya)
Aku memakai : baju abaya hijau selutut, celana panjang hitam, dan jilbab hijau cerah sesiku.
Saat aku keluar...
Teh tika: ”ih apaan sih lu dar, malu-maluin banget! Kaya anak kampung!”
     Disitu barometer PeDeku turun. Tapi aku sangat nyaman memakai baju yang telah kupilih. ”ah masa sih? Biasa aja ah!”
Ibu: ”Kamu ngapain jilbab panjang2.. emangnya mau kesekolah? Baju yang kemaren mana? Yang samaan sama teh Tika, udah, pake yang itu aja..”
     Maksud ibuku adalah baju bermodel baju tradisional korea. Namun diatasnya dibedakan, yaitu kerah berbentuk V (yang rendah.. astaga) dengan renda era-80an, lengan ¾ model lonceng.
     Di sekitar pinggang berbahan karet, dengan bawahan rok batik.
(semua itu satu stel. Gaun ’wannabe’)
Tentu saja aku bingung. Gimana make jilbabnya?

Aku: ”bu, trus make jilbabnya gimana?”
Ibu: ”yaudah gausah make.”
     Ibuku menjawab dengan entengnya. Hatiku tentu aja protes berat.
Teh tika: ”yaudah sih dar, gada yang kenal sama lu ini disana”
     Kenal gak kenal, tetep aja wajib make jilbab... gerutuku.

Ayah datang,
”lho kenapa gak make yang sama kaya teh tika? Bagusan yang itu...”
Ayah ikutan!
Ka manda: ”dar buruan deh, gue udah telat nih,”
     Disitu hatiku mengalami badai. Aku mau tentu saja langsung berangkat, aku gamau kakakku telat di hari bersejarahnya. Tapi oow.. mengapa anggota keluarga menolak aku mengenakan pakaian ini? Sebegitu ’kampung’nya kah aku??
     Belum sempat aku menemukan pencerahan, aku sudah ditarik ka manda kedalam rumah. Yasudah akhirnya aku memakai baju itu.. tapi dengan dalaman manset (baju) hitam. Bodo amat jelek atau engga. Yang jelas aku gasuka badanku ditonton orang!
     Teh tika: ”kampungan lu, jelek banget! Ngapain make manset sih?”
Aku cuek aja. Dan dia gak sempat mengkritik gaya penampilanku, karna kami sudah keburu masuk mobil.

***
Hari terpanjang buatku. Sepanjang perjalanan sampai pulang, hatiku, batinku, menggeliat tak senang. Gelisah. Galau. Aku berdzikir sepanjang perjalanan.. aku menunduk saat disana.. aku pulang dengan muka lelah dan sesal yang amat di pundakku.
      Ya Allah.. akankah kau ampuni dosaku? Aku berani-beraninya mempertontonkan auratku didepan orang banyak. Terlepas mereka mengenalku atau tidak. Aku telah membiarkan rambutku terlihat orang-orang yang bukan mukhrimku.
      Ya Allah.. aku sungguh malu, aku sungguh kesal pada diriku. Kenapa tidak bisa aku menolak? Aku tidak memiliki pendirian yang kuat... imanku sangat lemah.. ya Allah.. ampuni aku.. ampuni aku atas khilafku Ya Allah...
      Aku sungguh-sungguh menyesal...
Aku menangis, aku meraung dihadapanMu.. Tuhanku, ampunilah aku, jangan kau biarkan aku mengulangi dosa ini lagi ya Allah....

aku banyak cacat


Minggu 3 juli 2011
8.25 p.m.
Py, curhat.

Aku ternyata kejam banget, kadang aku suka sedih, aku kecewa sama diri aku sendiri...
Aku tuh jahat banget, aku suka nyiksa ade aku...
Aku sering nyuruh, aku sering ngomelin dia... ya Allah maafkan dara ya Allah...

Dan hari ini tuh bener-bener kacau banget.
Ibuku bawel (yahm semua ibu memang begitu) ditambah ayahku yang sok tahu dan bawel, udah tadi sore kompakan marah2... dan aku yang diomelin... ayah yang gatau masalahnya apa ikut2 ngomel.. maksudku, aku sudah gede, aku bukan bocah tolol yang harus diberitahu berulang-ulang. Kupingku panas. Akhirnya ku bilang ”iya iya ayah diem diem...”

Emosiku sedang dipuncaknya.
Trus apa yang ayahku bilang: ”ini nih, kalau MELAWAN kenceng. Dapet nilai 9”
Astaga... hampir saja sumpah serapah kulontarkan (dalam hati)
Tuhan.... aku merasa bersalah, sangat bersalah. Mengingat orangtuaku yang membesarkanku.. dan hingga sebesar ini aku hanya berusaha mebantah mereka dengan kalimat yang menusuk.
Entahlah Tuhan... apa yang kurasakan. Sedih, menyesal.. sangat. Dalam...
      Tapi egoku yang lain masih bertahan, tetap dengan argumen2 konyol yang membuatku kadang membenci orangtuaku sendiri. Naudzubillahiminzalik...

Aku gamau kayak gitu, aku mau ortuku bangga... aku gamau ortuku sakit hati, sekecil apapun. Aku ingin memenuhi semua yang diharapkannya.. tidak peduli sesulit apapun itu.

      Manusia memang sombong. Tak terkecuali aku.
Aku ingin meminta maaf, tapi mengapa rasanya begitu sulit? Aku malu, dan aku marah. Padahal harusnya aku berlutut, mencium kakinya, dan meminta maaf dengan tulus, berjanji dalam hati takkan mengulangi kesalahan itu lagi.
Tapi aku hanya diam. Aku masih terlalu egois. Ya Allah maafkan dara... dara sungguh menyesal..

padaMu... kutitipkan maaf itu, .... Rabb.. jangan buatku tersandung.. jangan butakan pandanganku, jangan butakan hatiku... semoga aku tetap dijalanMu... :’(

ayah, ibu, ifa... maafin dara ya... dara memang salah... dara janji.. gakan seperti ini lagi....