sumber: www.bukanmuslimahbiasa.com
Bismillahirrahmanirrahim..
Mataku menangkap sesosok wanita yang duduk tak jauh dariku. Di angkot yang sesak dan pengap ini, dia asik dengan dunianya sendiri. Entah apa yang sedang dia lakukan, dia hanya tertunduk tapi tidak tidur namun mulutnya terus berkomat kamit.
Aku memperhatikannya karena dia paling berbeda dari orang-orang yang ada di dalam angkot ini. Baju panjangnya, kerudung di kepalanya, seolah-olah tidak mengganggunya dari kesumpekan angkot ini.
Aah..daripada mikirin keanehannya dengan segala komat kamitnya, lebih baik aku membalas senyuman cowok di depanku yang dari tadi memperhatikanku.
***
Sedikit kisah menarik dalam kehidupan yang dialami sebagian wanita dan sebagian wanita yang lainnya dengan sudut yang berbeda.
Ada wanita yang bangga menjadi objek perhatian orang lain terutama laki-laki, pakaian yang menonjolkan aurat ataupun dandanan yang mencolok seolah-olah sudah menjadi sebuah kewajaran. Justru bila wanita yang tidak menonjolkan atau tidak berdandan yang menarik akan dipandang aneh.
Katanya kalau nggak kelihatan auratnya, nggak gaul. Kalau nggak dandan, nggak eksis. Dan kalau-kalau yang lain, yang membuat banyak wanita perlu menonjolkan dirinya hanya untuk mendapatkan sebuah pengakuan dan sebuah kebanggaan diri. Kehormatan dan rasa malu seakan-akan punah begitu saja bila dihadapkan dengan keinginan untuk diperhatikan banyak orang.
Para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim)
Apa kamu sebagai wanita mau disamakan dengan punuk unta yang miring? atau kah kamu bangga dengan pakaian tapi telanjang? Berlenggak lenggok tanpa rasa malu apalagi menjaga kehormatan di depan yang bukan mahromnya. Coba kamu renungkan sejenak, apakah kamu enggan mencium bau surga padahal bau surga itu bisa tercium dari jarak ribuan kilometer?
Hanya karena ingin dibilang gaul, kamu rela disamkan dengan unta. Apalagi hanya gara-gara ingin diakui sebagai wanita yang tidak ketinggalan jaman dengan pakaian telanjang dan tabarruj, kamu dengan mudahnya merelakan surga. Naudzubillah.
Ukhti, karena kau adalah saudariku. Maka milikilah duri setajam mawar yang mampu melindungi dirimu dari keangkuhan pemangsa.
Ukhti, karena kau adalah saudariku. Maka milikilah duri setajam mawar yang mampu menjagamu dari sembarang tangan, karena dirimu bukan lah barang murah yang mampu disentuh siapapun dengan mudah.
Ukhti, karena aku sayang padamu. Maka milikilah duri setajam mawar melalui jilbabmu dan kehormatanmu karena kau adalah sebaik-baiknya perhiasan dunia.
Wallahua’lam bish shawwab.