Angin berhembus dan membisikkan sesuatu,
'Dimana tanggung jawabmu?'
Samar Daun bertanya,
'Dimana Kejujuranmu?'
Kerikil berbondong-bondong meminta kejelasan,
'Dimana rasa kasihmu?'
Hujan memandang dengan sayu,
'Dimana ketulusanmu?'
1 jawaban : Dihatiku, (mungkin, entahlah.... aku tak tahu)
Tuhan telah menetapkan anugerah terindah,
HATI,
agar kita saling menyayangi satu sama lain,
Memiliki rasa dan rasional,
agar dapat memahami dan berpikir
Tapi dimana hatiku, dimana nuraniku?apakah ia terjebak diantara semak belukar dan mencekiknya siang malam,
ataukah nuraniku terkubur dalam di sumur nista yang gelap nan pengap
Begitu berdosakah aku padamu? Begitu tak pantaskah aku disekitarmu?
pandangan yang menyiratkan aku tak layak hidup, berkembang dengan baik
aku dimatamu bagai berkawan dengan cemooh dan umpatan,
Hidup sebagai pendusta, mati sebagai orang hina
Apa daya tak dapat kubela, kekuatanku habis untuk meyakinkan hatiku sendiri yang goyah dan rapuh
"Sesungguhnya, kita takkan jadi dewasa jika terus melimpahkan kesalahan pada orang lain."
OKE! semua adalah salahku, semua ulahku, semua karnaku, semua akibatku,kuakui itu
entah,
begitu sulit ucapan maaf tulus yang ingin kuungkap padamu, begitu sulit, MAAF. empat huruf yang membuat lidah kelu padahal, saat ingin kukatakan padamu
akhirnya?
yang terjadi hanyalah keegoisan semata
aku bungkam, tapi dalam benakku beribu kata-kata, beribu ungkapan ingin kulontarkan padamu,
tapi lagi-lagi aku memilih diam. sungguh bodoh dan tindakan yang sia-sia
Untukmu, bintang yang kuharap bersinar selalu dengan cahaya ketulusanmu
maafku selalu tersirat dalam tarikan nafas, penyesalanku selalu tertanam dalam detak, rasa bersalahku berputar dalam akal sehat
katakan.... dimana harus kulabuhkan khilafku ini??
berpeluh dosa, itulah aku
kotor oleh lumpur dusta, diriku
Diinjak dan diihancurkan oleh kemunafikan, adalah aku
maafkan atas segala kata-kata yang terucap baik sengaja atau tidak,
baik menggores, menoreh luka ataupun tidak
untukmu, bintang yang kuharap tersenyum dan memberikan pancaran energimu ke bumi
maafkan aku yang telah berani memilihmu,
maafkan aku yang telah berani menyimpanmu dalam hatiku,
maafkan aku yang telah berani mengurungmu dalam rasa sayangku,
namun,
pergilah, jika kau ingin pergi,
menjauhlah, bila tak ada rasa lagi,
lupakanlah, bila kau ingin mengakhiri
tak ingin kucegah, takkan kulawan, walau rasaku terasa berat
tapi jika ini yang kau inginkan, dan membuatmu senang,
tak apa bagiku, Ikhlaskan dirimu.
kalau ini yang terbaik untukmu.
Rabu, 2 maret 2011
01.35 p.m. (sekolah)
No comments:
Post a Comment