Pages

Saturday, March 26, 2011

Dear Mr....

“and because of that, Collin cartepillar felt happy,” Mr. Amir mengakhiri ceritanya yang panjang dan lama. Murid-murid menanggapinya dengan menguap.
            Siang hari memang enaknya tidur, pikirku. Aku tak sepenuhnya mengamati apa yang Mr. Amir  terangkan di depan kelas. Panas matahari yang menyengat menembus masuk ke kelas kami lewat celah jendela yang terbuka, membuat ruangan menjadi hangat. Aku yang kebetulan duduk di ujung kanan kelas, hanya duduk termenung, menopang kepalaku sambil melihat keluar, yang kebetulan kelasku berada di lantai dua. Aku mengamati awan-awan yang melayang dengan ringan dan bebasnya, tanpa ada beban sedikitpun. Huam…….
KRIIIIIIIIINNGG!!!
            Akh, akhirnya! Semua murid langsung terbangun begitu mendengar bel. Selesai sudah pelajaran yang membosankan, saatnya pulang dan…… makan! Lapar…..
Semua anak sedang sibuk membereskan barang-barangnya.
“Anak-anak! Tolong duduk dulu sebentar,” pinta Mr. Amir. Kami menurut.
“mulai minggu depan, bapak sudah tidak mengajar disini lagi,” ia mengumumkan. Spontan kelas langsung sunyi. Agaknya anak-anak kaget, akupun merasa begitu.
“Tadi, Mr.Amir bilang apa?” bisik Ana masih tidak percaya.
“Dia gak bakalan ngajar disini lagi,” jelasku, juga berbisik.
            “Memangnya ada apa pak?” celetuk Adit.
“I’m going to Singapur,” Jawab Mr. Amir.
“Jadi, Mr. gak ngajar disini lagi?” Tanyaku, memastikan.
“Benar. So, take care of you, ok? Jangan malas-malasan belajarnya!” petuah Mr. Amir. Setelah itu, iapun keluar kelas.

***

            Sudah seminggu, tak ada yang mengajar bahasa Inggris. Waktu yang kosong pun dimanfaatkan para murid untuk refreshing. Ada yang tidur, ada yang nyambitin temen-temennya pake gumpalan kertas, ada yang nyanyi-nyanyi, ngobrol, dan melemparkan lelucon-lelucon konyol yang jayus abis. Ada juga yang belajar, wah, rajin bener!
            Aku yang tidak begitu tertarik untuk ngumpul-ngumpul, memilih untuk tidur-tidur ayam. Kebetulan tadi malam aku kurang tidur. Huam…………
“Anak-anak,” tiba-tiba Bu Irna, wakil kepala sekolah,masuk, menghentikan aktifitas kami. “ Tolong dengarkan. Maaf, seminggu ini kalian tidak belajar bahasa Inggris, dikarenakan Mr. Amir keluar. Tapi, sudah ada pengganti Mr. Amir, jadi, kalian sudah dapat memulai belajar Bahasa Inggris kembali,” ucap Bu Irna. “Pak, silahkan”
Dari pintu, muncullah seorang laki-laki yang sangat gagah, datang membawa tas hitam, memakai kemeja biru cerah, celana hitam, wah, keren deh! Tapi bukan itu yang membuat aku dan anak-anak, khususnya anak-anak perempuan, terpana. Ia putih, wajahnya yang simetris, sangat menawan. Hidungnya yang melengkung dengan indah, matanya yang tegas namun hangat, alisnya yang tebal, bibirnya yang tipis, sungguh tampan. Rambutnya yang hitam lurus berkilau gaya semi-army. Apalagi ia memakai pemanis, kacamata berbingkai hitam tipis yang membuat wajahnya makin, WAH!!!! Haduh, melting diriku…….
Good afternoon class, my name is Andre Pratama. You can call me Mr. Dede, or Mr.Andre,” ia tersenyum.
Ahh……………. YA AMPUN!! Senyumnya gila, manis banget! Giginya rata dan putih, Oh, tampan banget guruku yang satu ini! Kuedarkan pandanganku, tampaknya senyuman Mr. Andre membuat murid-murid perempuan, ya ampun, pongo, salting, melting, atau, apalah namanya. Mereka semua tersenyum, matanya berbinar-binar, kayak baru liat dewa turun dari langit, tapi, dia manusia apa malaikat sih? Sumpah. Ganteng banget…….
“Ya Pak Andre, saya ke ruangan saya dulu,” Ucap Bu Irna seraya keluar.
“Oh iya bu, terima kasih,” balas Mr. Andre. Tapi, sesampainya di depan pintu, Bu Irna berbalik, lalu mengedip kepada Mr. Andre. Ihh……….. genitnya muncul deh, maklum, perawan tua. Hehehhe……
            Ok class, any question?Mr. Andre kembali menatap kami. Spontan, banyak yang mengangkat tangan, tapi rata-rata perempuan sih,
“Mmmm, kamu yang disana!” Mr. Andre menunjuk ke arah Clara, si centil.
“Bapak, masih single gak?” tanya Clara dengan suara manjanya. Langsung kelas ribut, banyak yang menyoraki, Clara hanya senyam-senyum aja. Mr. Andre ikut tersenyum.
Yes, I am single,” Jawab Mr. Andre halus. Kontan, kelas menjadi ricuh.
“Mr. Dede!” Alicia mengangkat tangan. “Yes, what?” Jawab Mr. Andre.
“Mmm, boleh tulis biodata bapak gak di papan tulis?” pinta Alicia malu-malu. Kelas kembali ribut, Mr. Andre hanya tertawa.
“Oke, tapi yang formal-formal aja ya,” Mr. Andre merogoh tasnya, mengambil spidol, lalu mulai menulis di papan tulis.

Andre Pratama
Andre or Dede
Bandung, 17 Oktober 1983
English Teacher

“Ok?” Mr. Andre tersenyum. Anak-anak perempuan kontan menulis apa yang ada di papan tulis, seakan itu adalah pelajaran penting.
“Mr. Dede!” Kali ini giliran Ana yang angkat tangan. “Hmm?” Mr. Andre menatap Ana, Ana salting.
“Mr. tinggal dimana, kok gak ditulis,” Protesnya. Suara HUU keras menyoraki Ana, tapi ia cuek aja. “Oh, kalo itu, bapak tinggal di Komplek Bumi Indah Permai, Jl. Cempaka Mas no.12, Blok D17 no 2.” Jawab Mr. Andre tenang.
            Jalan Cempaka Mas? Komplek Bumi Indah Permai? Lha, itu kan…..
“Trus, kalo nomor telepon bapak berapa? Gak ditulis juga,” keluh Silvia.
“memangnya buat apa?” Mr. Andre balik nanya. “Yah, kali aja, nanti kalau ada soal-soal yang tidak ngerti, kan daripada harus ke rumah bapak, lebih baik sms atau telpon…..” Silvia tersenyum.
“Ah, kamu mah bukan nanya, Cuma mau ngecengin Mr. Dede doang!” celetuk Anton dari pojok kanan belakang kelas. Satu ruangan misuh-misuh. Silvia memberikan kepalan tangannya kepada Anton dan dibalas oleh juluran lidah oleh Anton.
            “Ah, enggak apa-apa, catet ya, bapak diktekan ya,” Mr. Andre menenangkan kelas. “zero, eight, thirteen, seventeen, seventeen, nine, nine, five ninety,”
“Pelan-pelan Mr, bisa diulangi lagi?” Ujar Clara.
“Nih, aku diktein. Nol delapan tiga belas, tujuh belas, tujuh belas, sembilan, sembilan, lima, sembilan kosong,” Jawab Ana seketika dengan lantang.
“wah, kamu listeningnya bagus sekali,” Puji Mr. Andre. Sorakan kembali membahana di tiap ujung-ujung kelas, Ana hanya tertawa.
            “Oke, perkenalan dari bapak udah selesai,” Mr. Andre duduk, memandang tap-tiap murid, begitupun sebaliknya. “Sekarang, bapak mau ngabsen dulu ya, biar tau nama dan wajah kalian,” Ia tersenyum hangat.

***
            Rasanya pelajaran yang paling sebentar waktunya hanya Bahasa Inggris. Dua jam terasa hanya sepuluh menit, saat sedang asyik mendengarkan penjelasan Mr. Andre tau-tau saja bel berbunyi. Dulu, murid-murid jika bel selesai berbunyi langsung senang, segera memasukkan semua buku-buku dan alat tulis mereka, kali ini malah sebaliknya. Murid-murid – terutama perempuan, tentu saja – merasa kesal, kenapa bel harus berbunyi? Dan mereka masih diam, tidak berniat memasukkan barang-barangnya sama sekali.
OK, time is up,” Mr. Andre bangun, membereskan barang-barangnya. “See you class, Good Day!” Ia tersenyum, melambai. Kontan anak-anak balas melambai, lalu secepat kilat membereskan barang-barang mereka, pergi menyusul Mr. Andre.
“Des, ayo pulang!” aku menyampirkan tali tasku. “Eh, Si, sori, hari ini, aku gak bareng ya,” Desi terlihat buru-buru. “Kenapa, mau ngejar Mr. Andre?” Godaku, Desi hanya tersipu. “Yaudah sana!” ucapku akhirnya, merelakan teman pulangku. “Okeh, kamu emang paling baik!” Desi mengacungkan jempol, lalu bergegas mengejar rombongan ‘Andre Lovers’. Hahaha……….
            Baru seminggu dia ngajar aja udah banyak yang ngerubutin,…. Aku geleng-geleng kepala.
Tapi….
            Tak dapat kupungkiri, kalau aku memang menaruh hati juga pada guruku yang satu ini. Cuma, aku tidak dapat terang-terangan menunjukkannya, hanya kusimpan dalam hati. Lagipula, dia adalah laki-laki sejuta umat. Yang belum jadi artis aja, penggemarnya udah bejibun……
“Si!” Panggil Angga. Aku menengok, Angga mendekatiku.
“Mau pulang bareng aku gak, kebetulan Dodi juga pergi,” Tawarnya. “Emang Dodi kemana?” Tanyaku. “Jadi anggota ‘Andre Lovers’ juga…. Hahahha…..” Ia tertawa.
            Aku tercekat. Dodi? Astaga, dia kan laki-laki. Mau tak mau aku ikut tertawa juga. Geli saja, masa dia juga ngefans sama Mr. Andre.
“Jadi gimana, mau pulang bareng gak?” Ulang Angga. “Okelah, daripada aku sendirian,” Aku setuju.

***


Rabu, 13 Maret 2010
     Aku kepergok bengong saat di kelas! Mampus! Dan kamu tau apa yang paling membuatku malu?? Haduh Di, yang mergokin itu Mr. Andre, hansome teacher! Ya ampun, aku malu banget! Kenapa coba aku bisa pas-pasan bengong saat pelajaran dia? Aku kebanyakan mikirin dia sih, jadinya aku emang gak nyimak! Hahaha..
     Kamu tau gak Di, yang paling konyol? Aku ngebayangin Mr. Andre sama aku... hahhaha... aku pegangan tangan sama dia, jalan-jalan di sebuah taman yang sangat indah......... wah, kayaknya gak ada yang bisa ganggu waktuku bareng dia! Pingin rasanya terus berlanjut, walau hanya dalam angan-angan..........
     Tapi aku malu nih Di, pokoknya, aku gak boleh bengong lagi! Aku gak mau ketauan dodol dalam mata pelajaran dia, pokoknya, aku akan berusaha, supaya nilaiku tertinggi!!!!
Ayo....... SEMANGAT!!

***

”Udah Pak!” Jawab Anis senang, lalu meletakkan kembali spidol papan tulis di atas meja guru, tepatnya, di sebelah tangan kiri Mr. Andre.
Ok, thank You, Anis,” Mr. Andre tersenyum. “and now…..” ia membaca buku daftar absensi, membetulkan letak kacamatanya. Hihihihi….. kalo lagi serius dia tetep aja ganteng!
            “Sisi! Come here, answer the question no. 6!” Panggil Mr. Andre. Ia menengadah, menatapku.
Aku kaget, jelas! Soalnya aku gak nyangka bakalan dipanggil, apalagi aku lagi bengong! Hehehhe.......... tapi perlahan, aku maju juga, mendekatinya.
here you go,” Mr. Andre memberikan spidol diselipkan senyuman ’hangat’ khasnya. Aku balas tersenyum aneh, abis, aku grogi! Calm down girls, tarik napas, buang perlahan, mantap! Aku harus mengerjakan soal dengan santai..........
            ”Selesai!” dalam hati aku bersorak bangga..... akhirnya....
”Wah, hebat! Cepat sekali....” Puji Mr. Andre. Aku hanya mengangguk lalu kembali ke bangkuku.
”Wah Si, enak nih, dipuji sama Mr. Andre....” Goda Lia, ia menyikut pinggangku.
”Hehhehehe.......... itu baru sekali. Liat ya Li, nanti aku pasti jadi pakarnya Bahasa Inggris......” ucapku senang.
”Huuu............. hati-hati takabur.... hahaha........... iya aku doain,”
”Amin!”

***

Kamis, 15 September 2011

”Pak, ini, peernya. Maaf saya baru ngumpulin sekarang....” ucapku seraya memberikan buku latihan Bahasa Inggrisku pada Mr. Andre.
            Hari sudah sore, banyak guru-guru yang sudah pulang. Oleh karena itu, di ruang guru hanya ada aku dan Mr. Andre.
”Oh ya, gapapa! Kamu kok telat, kenapa?” Tanya Mr. Andre, mengambil bukuku.
”hehhe.... aku lupa tadi pak, baru inget pas sampe sekolah, makanya saya ngerjainnya tadi.....” aku cengengesan. Malu, abis nanti kalau Mr. Andre menganggap aku pemalas gimana? Haduh.... dasar acara tv kurang ajar! Aku jadi lupa ngerjain peer..... (sadar sih, aku yang salah, harusnya ngerjain peer dulu! Hehehhe...........)
”Eh, kamu mau baca buku ini gak?” Tiba-tiba Mr. Andre menyodorkan sebuah buku kepadaku.
”Ha? Oh, boleh.... buku apa ini pak?” Aku tersadar dari lamunanku, lalu mengambil buku bersampul biru laut. ”Buku novel sih, tapi bagus. Yang nulis Enid Blyton...” Jelas Mr. Andre. ”Wah, saya juga suka karangan Enid Blyton!” ucapku senang. Ternyata, aku sama Mr. Andre punya satu kesamaan. Jodoh kali? Xixixixi...........
            ”Bagus dong! Ceritanya enak, coba aja kamu baca.....” Mr. Andre membetulkan letak kacamatanya. ”Makasih pak.... tapi, bener boleh saya pinjem?” Aku memastikan. ”Iya, gapapa.....” Mr. Andre meyakinkan.
”Mmm, ngembaliinya kapan pak?”
”Kamu maunya kapan?”
”Yah, saya gak tau! Tergantung lamanya saya baca...”
”Yaudah, terserah kamu aja, balikinnya kapan,”
”Bener boleh?”
”Iya, kan bapa yang nawarin.....”
”Tapi saya gak enak pak....”
”Enakin aja.....” ia tersenyum.
”Serius!”
”Hahaha.... sori..... Emang kenapa kamu gak enak?”
”Yah..... gitu deh pa!” aku garuk-garuk kepala. Bingung.....
”Gitu gimana?”
”Ya begitu pa.... duh susah jelasinnya.....”
”Kalo gitu, kamu pinjem aja bukunya.....”
”Oh... iya deh pak! Makasih banyak ya pak...” Aku berterima kasih. Segera kujejalkan buku itu ke dalam tasku yang padat isinya.
            ”Eh, kamu gak pulang? udah sore.....” ia membereskan buku-bukunya.
”saya tadi ikut ekskul... jadinya sore, ini lagi nungguin temen.....” Jawabku sekenanya.
”Oh, kirain kamu sendirian.....” Mr. Andre manggut-manggut. ”Mau nganterin saya pak? Hehehe” ”Kalo kamu mau mah ayo....” Jawab Mr. Andre, bercanda. ”Huu.... makasih ya!”
            ”Si! Yu pulang.....” Lia masuk ke ruang guru. ”Eh, Mr. Andre..... belum pulang pak?” Sapa Lia. Lia, murid kelasku SATU-SATUNYA yang sama sekali gak terpengaruh sama ’ganteng’nya Mr. Andre. Maklum, cowo ter’ganteng’ versinya adalah Jun Matsumoto, aktor Jepang yang lagi naik daun itu.
            ”Ini baru mau... kalian juga?” Mr. Andre bangkit, aku bergeser ke sebelah Lia. ”Iya pak, duluan ya!” Pamit Lia sopan. ”Pa, pulang dulu! Makasih ya....” Pamitku. ”Hati-hati ya....” Jawab Mr. Andre. Lantas, aku dan Lia segera keluar ruangan.

            ”Jie...... ngobrol lama tuh sama Mr.Andre....”
”Li, ngobrol doang biasa kali....” aku tak menanggapi ledekan usilnya. ”Eh, kamu sebenarnya ngefans juga gak sih sama Mr. Andre?”Tanya Lia penasaran. Aku diam. Habis, jujur aku suka, tapi bukan suka seperti yang lainnya rasakan. Aku tidak berdebar-debar, tidak salting, tapi..... gimana yah? ”Mmm, menurut kamu Li?” ”Yah.....” Lia melemparkan teh kotaknya ke tong sampah. ”Kamu biasa aja,” ”Kenapa emangnya?” Tanyaku ingin tahu.
            ”Kamu gak, maaf yah, sok kecakepan kayak yang lain saat ada Mr. Andre, kamu gak gaya depan beliau, kamu gak ngejar-ngejar kayak yang lain, intinya, kamu normal-normal aja deket dia, kayak tadi pas dia ngobrol sama kamu, kamu juga biasa aja, sama kalau kamu lagi ngobrol sama guru-guru yang laen.... nih, Si, kalo misalkan yang laen mah... udah daritadi meleleh kali.....” jelas Lia panjang lebar.
”Ooh.....” ”Eh, ngomong-ngomong,” Lia melanjutkan, ”Kamu jarang pulang bareng lagi ya sama Desi, sejak baru masuk kelas 8 ia....” ”Oh.... iya,” Jawabku datar. ”Kenapa? Kamu gak marahan kan?” ”Enggak kok, kan aku juga sering nyapa dia.....” Ujarku. ”Terus?”
            ”Aku kan beda kelas sama dia. Terus, biasa, dia aktif banget di komunitas ’Andre Lovers’, hehehe....... kamu liat di facebook kan? Ampe ada grupnya.... hahaha.....”Aku tertawa. Liapun ikut tertawa.
            ”Tapi masa gara-gara klub ’gak penting’ itu kalian jadi jauh?” Lia masih belum puas dengan alasanku. ”Yah, bagi kita gak penting. Kalau bagi mereka?” Aku dan Lia kembali tertawa.
            ”Hampir satu sekolah ya naksir dia.....” Gumam Lia. ”Jangankan murid-murid, Bu Irna, ngejar-ngejar dia!” Tambahku. ”Bu Irna? Perawan tua yg galaknya naujubilah itu?” Lia tak percaya. Aku hanya mengangkat bahu. Mau tak mau, kami kembali cekikikan.

***
Sabtu, 17 September 2011      19.49
           
Aku sedang asyik membaca buku yang diberikan oleh Mr. Andre, judulnya ”Gadis Paling Badung di Sekolah”. Novel lama sih, tapi tidak menghilangkan daya tarik dari buku ini.
Biip....biiip
            Aku bangkit dari bangku, bergegas meraih handphoneku yang berada di atas tempat tidur.
Biip...biiip

”Halo, assalamualaikum,” Jawabku.
Dan, klik! Mati begitu saja.
Ih, siapa lagi nih yang iseng? Kulihat nomornya. Dasar! Nomor pribadi.
Biip...biip....
            Ih, nomor pribadi lagi. Pasti yang tadi!
”Halo?” Klik!
            kucing kering!!!!! Gue dikerjain!
Biip.... biiip...
”HALO? Siapa nih? Serius nelpon gak sih? Dimatiin terus, anda niat enggak ? Kalo mau iseng jangan kesini deh, saya gak punya waktu buat ngeladenin keisengan anda.....”aku langsung nyerocos.

”Bukannya salam, malah marah-marah....” jawab suara diseberang dengan kalem.
            Lho, rasanya nih suara gue kenal! HAAH??? Mr. Andre??? Ampun! Rese! Kurang asem!! Haduh..... malu berat gue.... kalo ada lobang gue langsung nyeblos deh...... ditelan bumipun gue oke aja!!! Tengsin bro......

”halo? Masih diangkat kan?”
”Eh? Oh i...iya, ini Mr. Andre kan?” jawabku gugup.
”Iya. Maaf nih ganggu malam-malam....”
”Oh, gapapa kok pa...”
”Gimana, kamu udah baca bukunya?”
”Oh, udah....”
”Bagus gak?”
”Bagus kok, tapi saya belum selesai, bapak mau ambil balik?”
“Oh enggak, kamu bisa balikin kapan aja….”
”Pa, maaf, bapak dapet nomor saya dari mana kalo saya boleh tau?”
”Dari facebook. Hehehe.... maaf ya....”
”Oh, santai aja pak! Memangnya bapak udah jadi temen saya ya?”
”Udah lama kali, itu, yang namanya ’Dare to be Knight’”
”Ooh.....”
”Kamu lagi apa?”
”Hah? Oh, lagi baca buku yang bapa kasih..... bapa sendiri?”
”Gak lagi ngapa-ngapain...”
”Gak malem mingguan pak? Hehehe....”
”Ya enggaklah, belum punya, biasanya anak-anak seumur kamu tuh pada ngapel, kamu jangan-jangan lagi ngapel lagi,”
”Iiih.... enggak! Saya tuh gak ngapel........ kalo ngepel sih tadi.... hehehe”
”emangnya kamu gak punya pacar?”
”Ya enggak! Anak kecil mana punya pacar sih pak?”
”Kirain gitu.....”
”Pak... sekali lagi makasih ya pak, terus maaf, saya tadi maen nyembur aja....”
”Santai aja, bapa juga yang salah...... Yo... udah dulu ya, maaf nih ya kalo bapa ganggu.... assalamualaikum....”
”Waalaikumsalam....” Klik!
           
Tadi yang ngobrol sama gue siapa??? Haduh.... gue Fly, bukan gara-gara minum, tapi, karna gue gak PERCAYA, Mr. Andre. Ya ampun, gue mikir dia bakal sms juga enggak, eh.... gak ada angin gak ada ujan gue ditelepon!! Siaul! Nih orang kenapa sih? Bikin gue geer aja......
            Gua jadi ngerasa spesial, tapi, segera kutepis harapan itu. Dia mungkin Cuma iseng aja, lagipula, inget Si, dia tuh cowo ’sejuta umat’, satu banding tujuh juta tahun cahaya kemungkinan dia akan melirik kamu. Haah...... jangan bikin hati gue terombang-ambing, jangan bikin gue jadi serius suka sama loe.... please..........

***

Minggu, 17 Desember 2011
Udah 3 bulan aku berhubungan sama Mr. Andre. Dia rajin banget ngehubungin aku tiap sabtu malam atau minggu sore. Hehehe..... seneng sih iya. Di, aku kan pernah nanya sama dia, kenapa dia ngehubungin aku pada hari sabtu dan minggu. Kenapa enggak hari rabu gitu, atau enggak senin. Dia bilang, katanya, kalo hari-hari sekolah dia enggak mau, takut ganggu, katanya. Hahahha... perhatian juga dia.
Kalau lagi smsan sama dia, kita tuh ngobrolin apaaaaa aja, dari yang penting kayak berapa tahun lagi kira-kira lapisan ozon bumi akan habis, sampe yang paling gak penting kayak ayam sama telur yang mana yang muncul duluan!! (gak mutu banget!)
Tapi aku jadi deket sama dia, tapi di sekolah sih biasa aja.. soalnya dia HAMPIR gak pernah punya waktu sendirian, soalnya ya itu, ’fans-fans’nya yang RUTIN menemaninya.... hahaha..... kasian juga,,
     Tapi yang gawat Di, aku mulai SUKA beneran sama DIA!!! Haduh.... tarik napas, keluarkan, haaaaaaaaaaahhhhhhhh........ aku gak mau! Aku masih kelas 8, aku gak boleh jatuh cinta dulu! Aku mau jadi yang terbaik buat semua, pengen berprestasi dulu.... kata ibu, kalau konsentrasiku udah buyar, alamat aku enggak bakalan bisa jadi bintang sekolah yang bersinar!! Huhuhu.... Di, help me ya..... aku bener-bener butuh bantuan kamu!!!!

***

Senin, 13 Agustus 2012
     Udah lama banget aku gak berhubungan sama dia! Tiba-tiba dia narik diri, ah, sebodo dia deh!
     Tapi jujur Di, aku kesepian! Emang yang namanya cowok tuh kurang ajar semua, dari yang mukanya ancur sampe yang paling ganteng! Rasaku jadi gak murni lagi, soalnya, aku udah beneran jatuh cinta sama dia ! tapi aku sendiri tersiksa, malu, soalnya apa aku ini, berani-beraninya naksir guru sendiri! Haduh, rasanya logikaku udah mati!
     Tapi aku Cuma bisa ngaku sama kamu aja, soalnya... ya tadi! Dia kan guru aku, jadi yah, aku tetep aja bersikap ”normal” di sekolah. Seolah gak ada apa-apa... tapi, walaupun begitu, aku agak jengah aja saat dia manggil buat ngejawab soal.....
     Kalau dipikir lagi sih Di, ada benernya juga dia gak ngontak aku lagi! Diiii............ aku udah kelas 9, sebentar lagi lulus. Dia mungkin mengharapkan agar aku belajar yang tekun, supaya bisa lulus!! Yah, kalau maksud dia seperti itu, aku ngehargain banget! Thanks, Mr. Andre!!
     Niat kamu 2 tahun yang lalu apa Si? Become the best kan?? Ayo say, bangkit lagi!! Aku tahu kamu bisa, dan catatan, kamu harus buktiin ke Mr. Andre kalau kamu emang pakarnya bahasa inggris! Ayo, kita bikin Mr. Andre kagum sampe ujung syarafnya!!! Hehehehe....................... GAMBATE!

***

Kamis, 16 Agustus 2012

Rintik-rintik hujan menusuk jendela, mengikuti jalur hujan, bermain dengan kawan-kawannya. Dari pagi memang mendung, tak heran kalau siang-siang yang harusnya panas menyengat berubah drastis menjadi dingin. Aku yang duduk dekat jendela diam, sepertinya melihat hujan menari-nari lebih menarik daripada mendengarkan penjelasan Mr. Andre. Apalagi udaranya sangat dingin, rasanya lebih baik bergelung di balik selimut, atau minum coklat hangat ditemani kue buah yang segar, atau menikmati bajigur sambil mendengarkan musik yang pelan. Nikmatnya........
”Sheila Ananda!” Panggil Mr. Andre. Spontan jiwaku yang tadi melayang kembali masuk ke tubuhku. ”Eh iya pak,” Jawabku pelan.
”Si, maju! Lagi dibagiin buku,” Desis Lia. Segera aku bangkit, mendekati meja guru.
            ”Nih,” Ia memberikan bukuku. ”Oh, makasih pak,” Jawabku, lalu kembali ke tempat dudukku.
            Berapa nilaiku ya? Lantas kubuka bukuku. Syuut...... tiba-tiba ada sebuah benda meluncur lembut dari bukuku, jatuh ke lantai. Aku merunduk, hah, surat? Dari siapa? Langsung aku ambil, lalu kuselipkan di kolong meja. Ah, nanti saja bacanya. Jangan sekarang, nanti dikira yang enggak-enggak lagi sama yang lain.

***

Teruntuk,
Sisi, dimanapun kamu berada.

            Assalamualaikum wr.wb
Sisi, apa kabar? Semoga kamu sehat dan selalu bahagia, bapak doakan. Kabar bapak juga alhamdulillah baik-baik saja selama ini.
            Si, maafkan bapak, kalau bapak sepertinya menarik diri dari kamu, jarang sms kamu beberapa bulan terakhir. Jawabannya adalah, karena bapak tidak ingin mengganggumu, bapak ingin kamu fokus belajar, karna kamu sudah kelas 9, bapak harap kamu nanti lulus dengan nilai terbaik. Jadi, bukan semata-mata karna bapak ingin menjauh, bapak sayang sama kamu, dan bapak ingin kamu sukses.
            Dan, ada hal yang ingin sangat ingin bapak sampaikan sama kamu, kamu ingat kan, dulu, bapak pernah bilang, bapak memang menaruh hati sama kamu, dan bapak ingin menunggu. Tapi kamu bilang, baiknya kalau bapak sudah siap, bapak silahkan duluan, kau ikhlas. Kau tidak mau berjanji dan memberi harapan apa-apa sama bapak. Bapak pikir kau tidak membalas perasaan bapak, karna, sikap kamu sehari-hari juga biasa-biasa saja. Tapi, dalam hati bapak, bapak berniat untuk menunggu.
            Tapi dunia berkata lain. Dua bulan yang lalu, bapak dijodohkan dengan seorang gadis oleh ibu bapak, gadis itu adalah anaknya teman ibu bapak. Dan, ibu bapak sangat berharap bapak menikah secepatnya.
            Bapak pernah bilang pada ibu bapak bahwa bapak menunggumu, tapi, ibu bapak tidak setuju, karna rentang usia yang sangat jauh. Juga, kamu masih terlalu kecil. Sangat kasihan jikalau kamu bapak kekang, dan, bapakpun tidak mendapat kepastian apakah kamu juga memiliki perasaan yang sama dengan bapak.
            Dan akhirnya, bapak setuju. Minggu depan, bapak akan menikah dengan gadis pilihan ibu bapak. Sebenarnya, sangat berat untuk menyampaikan ini kepadamu. Tapi, kamu harus tau sesungguhnya apa yang terjadi selama ini, agar tidak menimbulkan salah paham.
            Sekali lagi maafkan bapak, kalau kedatangan surat ini mendadak dan membuatmu sedih, tapi, memang begitulah adanya. Mungkin kamu pikir bapak brengsek, atau bapak pengecut, karna bapak tidak berani berbicara langsung di depanmu.
            Sungguh, inipun sebenarnya juga menyakitkan untuk bapak. Tapi, apalah mau dikata, nasi sudah menjadi bubur.
            Mungkin kamu bukan jodoh bapak, begitupun sebaliknya. Jadi, carilah seseorang yang lebih baik dari bapak, kamu sangat sangat berhak mendapatkan yang terbaik, karna kamu memang pantas.
            Kamu unik, juga indah, kamu memiliki aura yang tidak dimiliki oleh setiap gadis yang pernah bapak temui. Sejak pertama bertemu, bapak memang sudah tertarik padamu. Tapi, mencintai belum tentu dapat memiliki kan?
            Terimakasih Sisi, selama ini kamu mau berhubungan dengan bapak, walau memang sangat singkat, tapi bapak sangat senang. Kita mengobrol bersama, bertukar pikiran, dan lain sebagainya. Bapak sangat bersyukur telah diperbolehkan untuk bertemu dan mengenal gadis yang sangat bapak kagumi, Sheila Ananda.
            Ini bapak berikan undangannya, karna, kalau bapak berikan di sekolah, rasanya tidak sanggup. Semoga kamu mau datang, bapak akan sangat senang.
            Sekali lagi, terima kasih Sisi, telah memberikan cahaya cinta, kehangatan sayang, dan manisnya kasih selama 3 tahun terakhir. Harapan bapak, semoga kamu lulus dengan nilai terbaik, dan suskes sekarang maupun ke depan. Kamu sangat pandai di pelajaran bapak, bapak sangat senang, kau sangat ahli, dan bapak bangga. Teruslah raih impianmu, bapak selalu mendoakanmu tiada henti. Dan kamu harus tahu, bahwa, bapak sangat mencintaimu. Tapi, bapak lebih mencintai-Nya. Untuk itu, bapak akan mengalihkan rasa ini menjadi kagum terhadap murid, karna, bapak akan memiliki istri, yang harusnya bapak cintai hidup dan mati.

Assalamualaikum wr.wb

Yang (dulu) Pernah Mencintaimu,



Andre Pratama

            Surat yang diberikan Mr. Andre kugenggam erat. Sebagain hurufnya sudah luntur akibat terkena tetesan air mataku. Kubaca surat undangan yang yang diberikan Mr. Andre kepadaku,
Menikah            :

Andre Pratama, S.Pd
Dengan
Annisa Avianty S.E

            Rasa pedih yang begitu menusuk jiwa, menonjok saraf, merobek hati, membuat tangisku kian tak terbendung. Aku menjerit tertahan, sesak sekali rasanya. Rasa kecewa, sakit hati, kesepian, semua mengumpul di dada, memenuhi ruang cinta, hingga akhirnya berteriak-teriak memaksa keluar. Tangisku makin deras mengalir tanpa bisa kucegah, mengimbangi derasnya air keran kamar mandi yang sengaja kunyalakan untuk meredam jeritan dukaku. Aku bersandar di salah satu dinding, dan merosot duduk. Air bak mandi meluap. Membasahi lantai dan diriku. Rasanya harapanku mati, masa depanku gelap, pandanganku buyar. Aku sudah tidak dapat berpikir dengan jernih, aku stress. Tubuhku rasanya sakit luar biasa, lelah tiada terkira. Aku menangis sejadi-jadinya, kutundukkan kepalaku.
            Lihatlah Sisi, Tuhan menegurmu dengan telak disaat hatimu telah demikian rusak. Memang tidak seharusnya kau menyukai gurumu, atau memang sikapmu yang salah? Kau berpura-pura tidak menyukainya, padahal sesungguhnya kau mengaharapkanya.
            Kugigit bibirku kuat-kuat, hingga berdarah. Aku tidak ingin menjerit lagi, aku sudah sangat lelah, aku sudah sangat letih.
            Harapan bapak, semoga kamu lulus dengan nilai terbaik, dan suskes sekarang maupun ke depan. Kamu sangat pandai di pelajaran bapak, bapak sangat senang, kau sangat ahli, dan bapak bangga. Teruslah raih impianmu, bapak selalu mendoakanmu tiada henti.
            Kututup mataku, isakanku semakin menjadi-jadi. Di pikiranku, terngiang-ngiang harapan dan doanya terhadapku. Mr. Andre, seseorang yang pernah kucintai dan mencintaiku, kini aku harus melihatnya bersanding di pelaminan dengan perempuan lain, BUKAN diriku! Sesaat aku berpikir apa aku mati saja, agar rasa pedih yang merajalela di otakku hilang! Astagfirullah! Ya Tuhan, tabahkanlah hati hambamu yang sudah habis tercabik. Surat dari Mr. Andre sudah basah seluruhnya, sementara undangannya masih ada di pangkuanku.
            Kulirik surat yang lusuh oleh rasa kecewa.
Mungkin kamu bukan jodoh bapak, begitupun sebaliknya. Jadi, carilah seseorang yang lebih baik dari bapak, kamu sangat sangat berhak mendapatkan yang terbaik, karna kamu memang pantas.
            Yah, aku memang pantas mendapatkan yang lebih baik. Kau memang bukan jodohku yang sesungguhnya.
Dan kamu harus tahu, bahwa, bapak sangat mencintaimu. Tapi, bapak lebih mencintai-Nya. Untuk itu, bapak akan mengalihkan rasa ini menjadi kagum terhadap murid, karna, bapak akan memiliki istri, yang harusnya bapak cintai hidup dan mati.
            Akupun juga harus melupakannya. Dia sebentar lagi akan memiliki istri, memulai hidup baru. Akupun begitu, aku akan memasuki dunia SMA. Kami memulai hidup baru, tapi dengan jalan yang berbeda.
            Selamat tinggal, cintaku, kuhela napasku untuk yang kesekian kali, agar dadaku lebih lega dan tenang, kulepaskan surat yang sejak tadi kugenggam dengan sangat erat, surat itu terbawa oleh arus air, dan masuk ke dalam saluran air.
            Kau benar, aku harus mengejar cita-citaku. Itu memang anganku dulu, terima kasih, telah mengingatkanku. Aku akan mengejar impianku, aku akan berprestasi sampai nanti. Itulah yang dulu aku dambakan. Sekali lagi, terima kasih, kau telah menyadarkanku dari semua hal-hal yang membuat konsentrasiku buyar. Kau guruku, dan selamanya akan tetap begitu. Terima kasih banyak, Mr. Andre.
            Semoga kau lebih bahagia bersamanya daripada denganku, lirihku.


TAMAT


Parung 170510
Buas MN, terima kasih atas inspirasinya




No comments:

Post a Comment