07.44 p.m.
Untuk kesekian kalinya, aku dibeginikan.
Terserah, orang mau menganggapku apa,
Rekor, di x.1
Tercatat sebagai: siswi yang bermasalah dengan guru (sebut saja guru A) dalam kurun waktu 9 bulan. Lihat! Genap setahun juga engga
Masalahnya juga SANGAT sepele. Heran, kenapa harus dia yang marah? Dan kenapa harus AKU yang disalahkan.
Pembina juga bukan, siapa sih anda? Orang yang hanya datang-pergi tanpa memiliki hati. Dan lagipula kenapa anda harus bermasalah dengan saya? Saya bukan KETUA. Saya hanya bagian kecil tak berarti disebuah organisasi tersebut. Kenapa harus SAYA yang disalahkan?
Membencimu, sudah kulakukan.
Maafkan aku, aku tahu seharusnya aku tidak, bahkan DILARANG untuk membencimu. Kau guruku, sumber ilmuku, sumber pengetahuanku, kau adalah cahaya yang harus kujaga agar jangan sampai lenyap dan duniaku menjadi gelap, kau pahlawanku, sujud syukurku mengucap terima kasih atas apa yang engkau berikan padaku, atas kegigihanmu memberikan ilmu, mengajariku yang bodoh ini.
Tapi kau juga manusia biasa.
Kau guru yang kukagumi, kau guru yang kuhormati,
Tapi pandangan itu, rasa itu, kau hancurkan hanya dalam waktu LIMA MENIT. Dan selanjutnya, kau kecamku dengan ucapan menusuk dan sikap tak bersahabat.
Sungguh aku kecewa
Sungguh aku terluka
Batinku menangis, menangis melihat guru yang kukagumi berbalik membenciku, mengatakan masalahku didepan temanku YANG SAMA SEKALI TAK TAHU APA-APA, menghujamku dengan kalimat lembut namun menusuk. Ya, kau selipkan pisau itu dibalik sayap yang merengkuhku menuju ilmu dunia.
Pernahkah kau memikirkan perasaanku?
Remuk, itu yang kutahu.
Pedih, ini yang terasa.
Mataku panas dan hatiku luluh lantak,
Kenapa kau beginikan aku dengan bengisnya?
kecewa sudah seperti makananku, obatku sehari-hari
kecewa sudah seperti makananku, obatku sehari-hari
Aku tidak melankolis, atau apalah sebutanmu,
Tapi inilah yang kurasa, AKU KECEWA
Tak pernah sekecewa ini aku pada seorang pahlawan tanpa tanda jasa.
Jangan kira sikapmu yang acuh padaku tidak membuatku sakit hati
Maafkan aku ibu,
Jika yang kutulis ini membuat nilai, pandangan tiap murid padamu jatuh,
Tapi inilah yang terjadi sebenarnya, inilah FAKTA
Ibu, ibu jauh lebih dewasa dan berpikir lebih RASIONAL daripada aku, gadis tanggung yang masih sangat labil,
Ibu, bimbinglah aku menuju jalan kebenaran, bukan menjatuhkanku, membunuh karakterku seperti ini,
Ibu, aku tahu, yang kulakukan saat ini hanya keegoisan semata,
Harusnya aku dapat mengerti mengapa engkau beginikan aku,
Kan kucari, kutemukan, dimana salahnya. Kan kuperbaiki, dimana cacatnya.
Ibu, sungguh aku tak pernah berpikir untuk melukaimu, tak pernah tersirat aku tak suka padamu, namun sungguh,
Kecewa ini telah meracuni otakku, merusak hatiku,
Kan kusimpan ini,
Kan kutandai luka ini, karna inilah perjalanan hidupku, tak mungkin kubuang begitu saja.
“Semoga ibu sadar, diriku merasa teraniaya,
Ya Allah, biarlah hanya aku muridnya yang merasakan, semoga aku satu-satunya murid yang pernah ia perlakukan secara tak layak, tegurlah ia ya Allah, dengan caraMu. Semoga yang terbaik selalu bersama ia,amin.”
No comments:
Post a Comment