Well kita harus menyikapinya
dengan positif bukan?
Yang berbeda di tahun ini
adalah aku sebagai “simpanan” andy dan aku menghabiskan malam 31 desember 2013
sampai jam satu pagi tahun 2014 di rumahnya,
Sesuatu yang baru dan
mengejutkan bagiku,
Jadi inilah awal kisahnya
Aku diajak adiknya Rindi untuk main kerumah, dengan motor
pada pukul 8 malam aku pergi dan bertemu dengannya di secretariat (panggilan
untuk depan kompleknya perumahan Calincing). Rindi memaksaku untuk datang,
jujur saja hati ini ingin sekali tapi aku tahu diri, dan memang pada malam
sebelumnya andy memperingatkanku agar jangan datang, aku tahu maksudnya adalah
agar mala tidak tahu akan keberadaanku.
Tapi sadarkah andy bahwa hatiku sakit saat ia bilang
begitu ? aku tidak mengerti apa isi otaknya jahat sekali dia. Dia menyuruhku
mencari yang baru dan saat kutanyakan “lalu abi sama yang sekarang?” ia jawab “Maybe”
MAYBE !! MUNGKIN !! ASTAGA
MENURUTMU AKU HARUS GIMANA????
Aku dilarang pergi jauh dari
dia tapi menyuruhku mencari yang baru astaga -.-
Oke ini dibahas lain kali
saja.
Saat aku ingin pulang, tiba-tiba saja andy datang,
menghampiri dengan motornya. Matanya dan raut wajahnya yang dingin aku langsung
down.
“mau kemana?” tanyanya. “oh
mau pulang ko,” jawabku. Aku sudah kehilangan minat untuk sekedar main
kerumahnya dan aku merutuki diriku kenapa aku melanggar kemaunnya.. tapi
setelah kupikir-pikir apa salahnya aku hanya main bukan melabrak cewenya ko,
lagipula aku sakit hati.
“udah gapapa katanya ibu mau
ke rumah,” katanya masih dengan nada dingin.
“sst de dadah ati ati ya lain
kali aja” aku berbisik pada rindi, dan ia pulang. “ngga aku mau pulang ko
sekarang” jawabku keukeuh, campur kesal.
Saat aku tinggal berdua saja
dengan andy, aku langsung bilang “maafin ngelanggar janji yah,” ucapku
“engga apa apa ko sayang
maafin abi juga, masalahnya di rumah abi ada temen kuliah dan tadi ada mala abi
Cuma gamau ummi ketemuan sama dia,”
Aku diem aja. Dongkol?
MENURUT LU?
“aku mau pulang ko ga
kerumah. Udah ya”
“gapapa main aja tadi aku
kesini karna kata ibu kamu mau kesini, kamu kan bisa main kerumah yang satunya,”
ia bilang. “ga aku mau balik aja udah” aku sebal. “yaudah abi anterin sampe
ciseeng ya,”
“yaudah ab,” kataku.
“ummi hari ini cantik banget,”
ia tersenyum. Sori rayuanmu basi semua. Gombal tahu ??
Begitulah kejadiannya akhirnya aku pulang, tapi kami
sempat meminggirkan kendaraan sebentar lalu bercerita.
Ditengah ceritanya tiba tiba
rindi telpon, dan tanpa aku sangka ITU IBUNYA !! HEY IBUNYA ANDY !! GAWAT!
“halo dara ? lagi dimana?”
“emm ciseeng ibu,”
“lho katanya mau mampir ayo
gapapa kesini aja ibu ada di secretariat, ditunggu ya”
“emmhhh … iya bu “
Klik. Dan itulah aku gabisa
lagi ngelak.
“abi, ibu telpon, di secretariat
katanya,” aku bilang pada andy. “iyaudah ummi gapapa dateng aja tapi dirumah
yang satunya ya,” kata abi. “ehmm, yaudah”
Menurutmu kawan apa bisa aku menolak ? HEYY EMAKNYA UDAH
NELPON KURANG AJAR BANGET YA GUE NOLAK!!
Akhirnya aku kembali ke
calincing, dan sampai di secretariat andy langsung pulang kerumah. Aku berhadapan
dengan ibunya, aku berhadapan dengan ibunya, tangan langsung dingin oke
makasih.
Aku salam, lalu ibunya
tersenyum dan tanpa kusangka ia ramah sekali :-) aku menyukainya, dan dia tidak
galak atau seperti pikiran negatif andy.
Ibunya bercerita banyak, dan baru kutahu bahwa beliau tidak
menyukai mala, beliau mengungkapkan alasannya. Satu, mala manja dan bagaimana
bisa ia mengurus andy kalau ia sendiri perlu diurus ? katanya sih mala sakit,
tapi yang membuatku heran bagaimana bisa ia bersepeda tiap sore ke secretariat?
Dan kenapa ia tak sekolah ? itulah banyak pikiran yang masih belum bisa aku
telaah.
Bertanya pada andy? Bosen idup
apah sayah ? -_-“
Dan intinya aku bisa
memaklumi kenapa ibunya begitu tidak menyukai mala. Dan mas reja juga
disalahkan karna garagara gaul sama reja jadinya yaa mala jadian sama andy.
Well well well aku tidak tahu
deh ga ikut-ikutan saja ya,
Setelah agak lama mengobrol akhirnya tidak enak juga
mengobrol diluar, dan akhirnya ibunya andy atau aku bilang Ibu Marni bersama
rindi kerumah, dan kamu harus tau bahwa ibu itu aku bonceng hahay DEG DEGAN
BROH!!
Dirumahnya aku duduk, dan mengobrol sama ibunya. (Rindi
ngacir emang tuh anak gua kan takut yaa -_-“)
Beliau banyak bercerita, lalu
bertanya dan akhirnya saling curhatlah kita. Tidak ada lagi yang disembunyikan,
semua sudah terbuka.
Beliau sangat menyayangkan kenapa aku bisa selesai dengan
andy tapi aku bisa apa? Dan aku juga bisa apa saat putus tanggal 19 tanggal 31
dia jadian ??
Aku mencintainya.
Tapi tak begini caranya.
Beliau bertanya apakah aku masih sering kontek2an, aku
jawab masih, (yaa kalau ibu ngga tau bahwa aku masih sering sms ‘abiummi’ dan ‘sayang2an’
hihihi)
Secara tersirat beliau
menegaskan bahwa aku bisa ngga balikan sama andy?
Oh iyaa inilah pertanyaan
yang aku jawab sejujur-jujurnya
“dara kan tau sekarang andy
udah punya pacar nah kalau dara sendiri udah punya pengganti andy belum nih?”
Aku jawab,
“belum ibu, saya masih belum
bisa lepas sepenuhnya dari andy, saya piker setelah saya putus saya cukupkan
dulu dalam hal percintaan karna saya masih belum siap, mungkin nanti-nanti tapi
pasti lama sekali bu,”
Dan kata-kata beliau yang membuatku tersenyum adalah,
“dijalani dulu aja ya neng,
pelan-pelan aja,”
Oh GOD !! AKU SEMAKIN BINGUNG
Aku sudah memutuskan aku ingin mundur aku lelah dengan
ini aku tak bisa terus-terusan begini aku lebih baik pergi dan menyudahkan
semuanya sehingga ia bisa bebas bercengkrama dengan mala bahkan silahkan kalau
mau sampe nikah mah.
Dan ditengah obrolan itu ayah
andy pulang.
Syudahlahh aku seperti di interogasi hadeh hadeh
Tapi jujur saja itu
menyenangkan, orang tua andy asik sekali, ramah dan lucu, hangat juga. Aku memang
merasa dinilai oleh mereka tapi aku tak keberatan, aku menampilkan pribadiku
apa adanya tanpa ada yang dilebihkan atau dikurangkan.
Dan saat itu, aku sangat
mensyukuri. Allah selalu ada, Ia tak pernah tidur.
Tak lama aku diajak rindi ke
lapangan, dan disitu aku bertemu dengan mas reja.
“dara apa kabar ?”
Bla bla bla dan pembukaan
lainnya aku bersyukur reja masih ramah padaku
“dar lu udah tenang aja gua
tau ko endingnya bakal gimana”
Aku tak mengerti dan rejapun
tidak mau memberitahuku, jadi biarlah itu rahasia dia tapi menyisakan kerancuan
dan sebidang pertanyaan yang tak tahu dimana aku harus menemukan benih jawaban.
Anyway jam 1 aku pulang dan
orangtuanya memberiku buah tangan ya ampun merepotkan bukan ? aku jadi gaenak,
tapi terima kasih banyak aku sudah boleh disini aku makan dan aku diberi
sesuatu juga.
Aku pulang diantar ole handy sampai
ciseeng, dan ia tersenyum dan bilang “abi sayang ummi hati-hati ya jangan
ngebut nanti minggu depan kita ketemuan
ya sayang :* “
Aku tersenyum, terenyuh dan
saat itu pula aku merasa sakit karna aku sadar ia bukan milikku,
“iya abi sayang abi semangat
ya ujiannya abi fokus iya nanti kita main yah sayang :*”
Lalu pulang, dan itulah,
Malam itu hatiku benar-benar
berkecamuk.
Apa yang harus aku lakukan?